ILMU SOSIAL DASAR - 9
TUGAS ILMU SOSIAL DASAR (ISD) KE-9
SENIN, 27 NOVEMBER 2017
DOSEN PEMBIMBING : YENI NURAENI
DISUSUN OLEH :
PUTRI AMALIA
17117223
1KA20
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
Kaitan Agama & Masyarakat dapat dibuktikan
dengan adanya pengetahuan agama, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, figur Nabi,
pemahaman religi yang memperkuat adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Soal :
1. Apa yang menjadi fungsi agama dalam masyarakat ?
2. Bagaimana menjaga harmonisasi antar umat beragama di Indonesia ?
3. Bagaimana penerapan nilai-nilai, norma-norma keagamaan agar
mampu mendorong pola fikir manusia (masyarakat) agar terhindar dari pebuatan
tercela seperti melakukan tindak korupsi, menyakiti sesama misalnya dengan
menyebar fitnah, minum yang beralkohol atau narkoba ?
4. Menurut anda bagaimana Agama dapat menyatukan
visi misi mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa ?
Jawaban :
I.
Fungsi
agama dalam masyarakat adalah untuk :
1.
Sebagai
sarana pendidikan
Agama
dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal hal yang baik yang
dapat menguntungkan banyaak pihak sesuai dengan perintah atau larangan yang
harus dijalankan dan dipatuhi , agar seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih
baik daan selalu berada padaa jalan kebenaran dan kebaikan menurut ajaran dan
kepercayaan masing masing.
2.
Sebagai
sarana untuk keselamatan
Agama
berfungsi sebagai jalan teebaik bagi penganutnya berhubungan dengan tuhannya
agar dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat
maupun yang tiudak nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat dosa
dosa dimasa lalu. Seseorang yang memiliki agama maka dirinya memiliki tuhan
untuk tempat berdoa, mengeluarkan uneg uneg dan memohon keselatan dunia
akhirat. dengan begitu hati bisa terasa lebih tenang dan mendekatkan diri
kepada sang pencipta merupakan cara agar hati tenang.
3.
Sebagai
jembatan perdamian dunia
Karena
ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup berprilaku baik ,
saling menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama berbeda dapat
mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian
dunia. didunia memiliki tarusan negara dengan ideologi dan agama yang berbeda
beda, tetapi semua negara dilandasi rasa
saling menghormati hak asasi manusia , saling menghargai, mengutamakan
persamaan derajat tapi tidak saling merugikan satu sama lainnya, menjauhi
penghinaan atau penghujatan terhadap orang lain
dan tidak saling merasa benar , maka perdamian dunia akan selalu
tercipta hingga akhir jaman.
4.
Sebagai
alat untuk sosial
Dengan
beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam
menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya
kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia ataau tentang aktifitas yang berjalan pada
jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnakan agar prilaku tersebut
tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi menjerat prilaku generasi
berikutnya kearah yang penuh dosa.
Kepekaan
tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang orang agar tidak hanya berdiam
diri saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain tentang ketidakadilan
ditengah masyarakat, tentang prilaku menyimpang atau tentang kezoliman yang berkembang pada sistem kehidupan
dimasyarakat. masyarakat yang memiliki agama ( walaupun berbeda beda) maka akan
memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk menolak semua peristiwa yang
berbau ketidakadilan tersebut.
5.
Sebagai
jenjang hidup yang baru
Ajaran
agama selalu mengajarkan haal hal yang baik dan melaarang manusia untuk berbuat
sesuatu yang merugikan orang lain apapun bentuknya. ajaran agama mampu
memperbaiki kualitas kehidupan seseorang dalam bergaul dan berinteraksi
ditengah masyarakat. bahkan mampu mengubah pribadi seseorang atau kelompok
menjadi memiliki jenjang kehidupan yaang baru yaitu kehidupan yang lebih baik
dan mencapai spiritualnya masing masing.
6.
Sebagai
tempat untuk berinteaksi
Pada
dasarnya Ajaran kebaikan dan kebenaran ada pada semua agama apapun didunia. agama
mengajarkan manusia untuk saling bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang
lain (agama Lain). Semua ajaran agama
memiliki aturan yang membolehkan segala bentuk usaha yang mempunyai sifat
duniawi dan sekaligus agamawi selama usaha yang dilakukan tidak bertentangan
dengan ajaran agama dan sesuai dengan norma norma yang ada dalam masyarakat .
7.
Sebagai
semangat kreatifitas
Ajaran
agama untuk memberi semangat kemandirian dan kreatifitas seseorang agar lebih
baik dan terarah tanpa disusupi oleh kecurangan atau kejahatan kejahatan yang
merugikan orang lain. semangat kreatifitas dapat mengajak seluruh manusia
didunia untuk saling bekerja sama dalam berkarya, bekerja daan memanfaatkan
keterampilan , minat dan bakat untuk kemajuan bangsa dan negara.
8.
Sebagai
identitas diri
Agama
apapun didunia adalah sebagai identitas seseorang sebagai umat yang beragama
dan tidak atheisme (Tidak beragama).
identitas tersebut bisa terdapaa pada kartu tanda penduduk, paspor dan
surat surat penting lain. hal itu menunjukkan bahwa kita harus menghormati
agama orang lain yang sebenarnya telah diakui sebagai agama yang sah didunia.
9.
Agama
juga bisa disebut sebagai ajaran teoritis
Yaitu yang
mengajarkan tentang cara bagaimana berprilaku yang baik yang sesuai norma,
moral dan aturan aturan , perintah serta larangan larangan yang berhubungan
dengahn etika bermasyarakat. yang bertujuan agar mudah tercipta krukunaan ,
saling menghormati dan hidup saling berdampingan tanpa mengenal perbedaan agama
ataupun tradisi.
10. Agama juga bisa disebut sebagai benteng
kekuatan
Yaitu
sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu karena berperan
besar dalam mempengaruhi prilaku dan sikap manusia secara individu ataupun
secara sosial, kalimat ini pernah
dinyatakan oleh seorang pakar ahli sosiologi yang bernama Emile
Durkhien.
11. Agama juga bisa disebut sebagai
kebanggaan
Yaitu
memiliki agama berarti memiliki kebangaan karena mempunyai tuhan tempat kita
berserah diri, memohon bantuan dan sarana untuk beribadah agar menjadi manusia
bisa lebih dekat dengan yang maha kuasa dan menjadi pribadi yang lebih
baik. agama sebagai kebanggaan diri
secara pribadi tetapi bukan untuk dipertunjukan dalam bentuk keangkuhan, pamer
atau kesombongan. karena keangkuhan hanya akan membuat jarak kita dengan orang
lain menjadi menpunyai dinding batas untuk saling berinteraksi. hal ini
disebabkan pada dasarnya manusia tidak menyukai seseorang yang pamer dan bangga
dengan tujuan untuk menyombongkan diri.
II.
Cara
menjaga harmonisasi antar umat beragama di
Indonesia adalah dengan cara :
1. Saling tenggang rasa, menghargai, dan
toleransi antar umat beragama
2. Tidak memaksakan seseorang untuk
memeluk agama tertentu.
3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya
4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam
agamanya maupun peraturan Negara atau
Pemerintah. Sikap tenggang rasa, menghargai, dan toleransi antar umat beragama
merupakan indikasi dari konsep trilogi kerukunan. Seperti dalam pembahasan
sebelumnya upaya mewujudkan dan memelihara kerukunan hidup umat beragama, tidak
boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu. Karena hal ini
menyangkut hak asasi manusia (HAM) yang telah diberikan kebebasan untuk memilih
baik yang berkaitan dengan kepercayaan, maupun diluar konteks yang berkaitan
dengan hal itu.
III.
Penerapan nilai-nilai,
norma-norma keagamaan agar mampu mendorong pola fikir manusia (masyarakat) agar
terhindar dari pebuatan tercela seperti melakukan tindak korupsi, menyakiti
sesama misalnya dengan menyebar fitnah, minum yang beralkohol atau narkoba
adalah dengan cara mengartikan agama kedalam keseharuan hidupnya. Norma agama ialah tuntutan hidup manusia
menuju ke arah yang lebih baik dan benar. Di samping itu, norma agama mengatur
kewajiban manusia kepada Tuhan, diri sendiri dan sesama. Pelanggaran terhadap
norma agama akan mendatangkan sanksi dari Tuhan.
Tingkat keimanan dan ketaqwaan
seseorang dapat berubah-ubah, kadang meningkat dan kadang menurun. Agar
keimanan dan ketakwaan seseorang lebih mantap, maka perlu adanya upaya-upaya
meningkatkan keimanan dan ketakwaan melalui berbagai peribadatan dan kegiatan
lainnya serta mendaami ilmi pengetahuan.
Iman dan takwa ialah wujud dari
pelaksanaan norma agama. Cara-cara untuk menerapkan norma agama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ialah sebagai berikut:
1)
Rajin
beribadah
2)
Menolong
sesama, terutama yang berkekurangan.
3)
Memberikan
sebagian harta kepada kerabat, anak yatim, dan orang-orang miskin.
4)
Bertutur
kata yang sopan.
5)
Menjauhi
perkataan dan perbuatan yang tidak berguna
6)
Memberikan
sumabngan
7)
Menghargai
tetangga dan tamu
8)
Mencintai
orang lain seperti mencintai diri sendiri.
9)
Menepati
janji
10) Sabar dalam menghadapi kesusahan,
penderitaan serta cobaan.
11) Menahan amarah dan tidak emosional.
12) Lapang dada dan pemaaf.
IV.
Agama
dapat menyatukan visi misi mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa adalah
dengan menanamkan dasar-dasar nilai agama dalam dirinya.
Peran Agama dalam persatuan dan
kesatuan bangsa
Agama kelihatan telah menjadi faktor
pemecah-belah. Selama setahun terakhir ini, telah terjadi banyak kasus
kebringasan massal dalam masyarakat yang sering kelihatan terkaitkan dengan
sentimen keagamaan.
Sebab itu, persatuan bangsa kedengaran
ironis.Tetapi kerukunan dan kerjasama antar berbagai kelompok agama merupakan
keharusan, kalau dengan membentuk Indonesia merdeka sebagai negara-bangsa, kita
semua bertekad untuk terus hidup demokratis, dan damai.
Kini rasanya kita mengalami kemunduran
dalam pemeliharaan persatuan bangsa, terutama dalam pengertian ras dan
keagamaan, kalaupun dalam arti etnis dan budaya kita sudah banyak mencapai
kemajuan. Yang seringkali dilupakan orang kelihatannya adalah bahwa kebangsaan
Indonesia merupakan konsep politik, tidak didasarkan atas ikatan etnis, rasial,
keagamaan, kultural, bahasa, atau ikatan-ikatan sektarian atau “primordial”
lainnya. Bangsa Indonesia dibentuk oleh kehendak “bangsa-bangsa” dalam arti
sempit (Jawa, Sunda, Minangkabau, dsb.) untuk hidup bersama dan
senasib-sepenanggungan dalam suatu bangsa baru, yaitu bangsa Indonesia,
sehingga Indonesia merdeka yang hendak didirikan akan merupakan negara-bangsa,
dalam wilayah tanah air Indonesia, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
yang merupakan konsensus atau kompromi antara bahasa berbagai “bangsa” dalam
pengertian sempit tadi. Itulah yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928.
Pemikiran dan aspirasi politik itulah
yang merupakan faktor pemersatu utama bangsa Indonesia. Kemudian, dengan
ditetapkannya Pancasila sebagai ideologi negara, sebenarnya berbagai agama yang
hidup dalam masyarakat Indonesia dipersatukan oleh sila Ketuhanan YME.
Implikasi konsep kebangsaan itu ialah
bahwa tiada kelompok dalam Indonesia merdeka, besar atau kecil, apa pun dasar
atau ikatannya, mempunyai kedudukan istimewa atau menikmati hak-hak istimewa.
Semua orang dan semua kelompok mempunyai hak, kesempatan dan kewajiban atau
komitmen yang sama sebagai warga negara dan berkedudukan sama (equal) di depan
hukum
Apakah musuh bersama yang akan selalu
dapat mempersatukan bangsa? Musuh bersama itu terutama adalah ketidakadilan.
Kita tidak dapat memelihara persatuan dan integrasi bangsa tanpa mengusahakan
pemerataan atau mewujudkan keadilan. Tiada orang atau kelompok bersedia diajak
bersatu atau berintegrasi jika dalam persatuan itu dia atau mereka merasa
diperlakukan secara tidak adil, atau menderita sesuatu bentuk ketidakadilan
seperti diskriminasi, apa pun dasarnya, yang menyangkut kepentingannya.
Sebab itu inti masalahnya adalah,
bagaimana berbagai golongan agama di Indonesia dapat bekerjasama dalam
perjuangan menegakkan keadilan, di samping menanggulangi masalah-masalah
bersama lainnya, seperti kemiskinan, keterbelakangan dan lingkungan hidup, yang
melampaui batas-batas keagamaan, etnis, rasial, bahasa ataupun budaya.
Keadilan merupakan prinsip, norma, atau
sikap, yang menuntut persamaan. Dalam pengertian ini keadilan sama dengan asas
demokrasi sebagai suatu cita-cita. Sebab itu demokrasi dan keadilan saling
berkaitan, bahkan merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Demokrasi
menuntut persamaan dan keadilan, sedang keadilan dalam masyarakat atau keadilan
sosial hanya dapat diwujudkan secara lebih baik dalam sistem demokrasi.
Tuntutan atas persamaan itu ialah agar
hak setiap orang dihormati dan semua manusia diperlakukan secara sama, karena
semua manusia diciptakan sama di hadapan Tuhan. Ini berlaku pada kepentingan
manusia dalam semua hidang kehidupan.
Comments
Post a Comment