ILMU BUDAYA DASAR - 6






TUGAS ILMU BUDAYA DASAR (IBD) KE-6
SELASA, 17 APRIL 2018

DOSEN PEMBIMBING : YENI NURAENI








========================================================





Soal :

  1. Bagaimana pandangan Anda tentang cinta kasih menurut pandangan/ajaran agama ?

  1. Hubungan manusia dengan keadilan dapat dibagi menajdi :
-       Keadilan Legal / Moral
-       Keadilan Distributif
-       Keadilan Komunikatif
Jelaskan dan berikan implementasinya !

  1. Apa yang anda ketahui tentang sesuatu yang berkaitan dengan kejujuran & kecurangan ?


Jawaban :

  1. Konsep Cinta dan Kasih Sayang dalam Islam
Kasih sayang merupakan salah satu kesempurnaan yang ada pada diri manusia. Dengan rasa kasih sayang, seseorang dapat merasakan penderitaan yang dirasakan oleh orang lain. Dan dengan rasa kasih sayang tersebut mereka berusaha untuk menghilangkan penderitaan yang dirasakan oleh orang lain.
Tanpa rasa kasih sayang manusia akan turun derajatnya sehingga setara dengan hewan. Bahkan lebih buruk dari hewan, karena hewan masih memiliki rasa kasih sayang seperti seekor induk ayam rela mengerami telur-telur hingga menetas.
Ketika telah lahir, anak-anaknya pun tidak dibiarkan begitu saja. Mereka diajari untuk mencari makan, bertahan untuk hidup, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kekejaman merupakan kemunduran dari fitrah manusia dan merosotkan kedudukannya ke tingkat nafsu hayawaniyah (hewani) dan bahkan lebih jauh lagi ke tingkat benda yang tidak berkesadaran dan tidak bergerak.
 Merupakan suatu yang tidak dapat dipungkiri bahwa sifat ini dapat membuat orang turut serta merasakan penderitaan orang lain, turut merasa gembira bila melihat orang lain senang yang dapat mempersatukan individu manusia menjadi satu tubuh, satu hati, dan satu semangat.
Apabila sifat ini telah tertanam dalam jiwa seseorang, maka betatapun besarnya kesulitan yang dihadapi tentu dapat teratasi. Tetapi sebaliknya, betapapun bagus dan rapinya sistem pemerintahan yang ada di dunia ini tidak akan banyak manfaatnya jika tidak didasari dengan rasa kasih sayang.

Sebagai agama, Islam mengakui adanya prinsip-prinsip kemanusiaan. Manusia bukanlah malaikat yang selalu berbuat kebaikan. Dan manusia juga bukan syetan yang selalu melakukan dan mengajak kepada hal-hal yang buruk. Akan tetapi, manusia adalah makhluk yang memiliki daya tanggap dan perasaan, mempunyai keinginan, hasrat dan harapan.
 Ungkapan dan ekspresi kasih sayang adakalnya nampak formal dan adakalanya tidak terlihat (abstrak) karena kasih sayang adalah cerminan dan refleksi hati. Kasih sayang bukanlah rasa kasihan tanpa disertai akal pikiran yang sehat (rasional) dan bukan pula rasa kasihan tanpa mengindahkan keadilan dan ketertiban.
Bukan kasih sayang yang membabi buta, tanpa batas sehingga menyepelekan norma dan tanpa dasar ajaran yang jelas. Kasih sayang justru merupakan ungkapan perasaan yang wajib mengindahkan dan menghargai kewajiban tersebut di atas.
Idealitas kasih sayang yang dituntut oleh agama ialah seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Beliau telah mengajarkan bahwa ukuran kasih sayang optimal yang semetinya diberikan kepada makhluk Allah adalah seperti kasih sayang pada diri sendiri.
Sebaliknya jika kasih saying pada diri sendiri tidak berbanding lurus dengan kasih sayuang pada orang lain, Rasulullah menilainya dengan sebutan “tidak beriman”. Dengan demikian, kualitas keimanan menunjukkan kepekaan rasa untuk mengasihi orang lain.
 Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Bentuk kasih sayang Rasul sangat terlihat dari keseharian beliau. Dalam suatu hadis yang diriwiyatkan oleh Abu Hurairah ra. Nabi bersabda:

حدثنا أبو اليمان: أخبرنا شعيب، عن الزُهري: حدثنا أبو سلمة بن عبد الرحمن: أن أبا هريرة رضي الله عنه قال:
قبل رسول الله صلى الله عليه وسلم الحسن بن علي وعنده الأقرع بن حابس التميمي جالساً، فقال الأقرع: إن لي عشرة من الولد ما قبلت منهم أحداً، فنظر إليه رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم قال: من لا يرحم لا يرحم

Tampak jelas rasa kasih sayang atau cinta Rasul yang pada konteks hadis tersebut ditujukan kepada Hasan bin Ali ra. cucu beliau. Ini merupakan suatu pelajaran bagi sahabat Aqra’ bin Habis, karena ia tidak pernah mengekspresikan rasa kasih sayangnya kepada sepuluh anaknya. Sehingga nabi menyimpulkan bahwa orang yang tidak mengasihi orang lain maka ia tidak akan dikasihi.
Pernyataan ini memiliki makna yang sangat luas. Manusia sebagai makhluk sosial harus memiliki rasa kasih sayang kepada setiap makhluk yang ada di muka bumi. Sangat aneh kemudian jika ada orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang dalam dirinya, karena setiap hari ia pasti berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu manusia yang lain, hewan, atau tumbuhan. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya bagi setiap individu untuk memupuk rasa kasih sayang dalam diri agar senantiasa terjadi hubungan timbal balik yang baik antar sesama makhluk.

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي قَابُوسَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

“Para pengasih akan dikasihi oleh Allah Yang Maha Pengasih, Mahasuci, dan Mahatinggi. Kasihilah makhluk yang ada di muka bumi, niscaya yang ada di langit (malaikat) akan mengasihi kalian.”
Dalam buku Nasaihul ‘Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan makhluk yang ada di muka bumi itu tidak hanya manusia, tetapi juga termasuk binatang yang kita tidak diperintahkan untuk membunuhnya.
Kita dianjurkan untuk mengasihi sesama manusia juga makhluk hidup lainnya dengan memberikan kasih sayang dan mendoakan mereka supaya mendapat rahmat Allah serta ampunan-Nya. Dengan begitu, malaikat yang ada di langit, yang jumlahnya lebih banyak daripada penduduk bumi akan mengasihi kita.
Namun, kita tidak diperkenankan untuk mendoakan seluruh kaum muslim supaya diampuni seluruh dosanya. Begitu pula kita dilarang mendoakan seorang yang sangat fakir agar memperoleh uang sebanyak 100 dinar, sementara tidak ada jalan atau upaya yang mudah baginya untuk bisa meraih uang tersebut, dengan mengatakan bahwa itu termasuk bentuk kasih sayang terhadap sesama makhluk, sebab yang demikian jelas bertentangan dengan nash-nash syara’.
Selanjutnya, yang menjadi hal yang menjadi titik tekan adalah korelasi antara iman dan kasih sayang atau cinta. Dalam suatu teks hadis yang berbunyi:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Artinya: “Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga Aku lebih dicintai olehnya dibanding anak, orang tua, dan manusia lainnya.” (HR. Muslim)

a) Mencintai Allah
Dapat kita peroleh informasi bahwa kesempurnaan iman seseorang ialah ketika ia mampu memberikan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada selain beliau. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh cinta Ilahi ialah dengan menumuhkan cinta dengan benar-benar beriman kepada Allah.

Keimanan yang sesungguhnya adalah keimanan yang mampu menggerakkan kesadaran baru kepada suatu tindakan, sikap dan perilaku yang mendatangkan ridha Allah. Cinta akan tumbuh dari rasa percaya (iman) sebagai benih cinta tersebut.
Ketika rasa cinta kepada Allah telah bersemayam dalam hati, secara otomatis cinta kepada makhluk-Nya pun akan muncul dengan sendirinya. Cinta seorang hamba kepada Allah dapat diketahui dengan bagaimana cara ia berbakti kepada-Nya.

Tanda-tanda orang yang cinta kepada Allah adalah sebagai berikut:

                          i.   Ia senantiasa mengikuti ajaran-ajaran Nabi Muhammad, karena dengan demikian berarti ia telah mencintai Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ali Imran: 31, yang artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

                         ii.   Ia senantiasa ikhlas dalam mematuhi segala perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya, karena ikhlas merupakan ruhnya ibadah. Cinta kepada Allah memerlukan pengorbanan yang betul-betul ikhlas, yakni tidak merasa berat dalam mengabdikan diri (beribadah) kepada-Nya. Cinta kepada Allah merupakan nyawanya iman dan merupakan syarat sahnya iman.

b) Mencintai Nabi

Adapun dalam hal mencintai Rasulullah saw. hal ini tentu lebih mudah bagi orang-orang yang hidup semasa dengan nabi, terutama para sahabat. Namun, akan menjadi lebih sulit bagi orang-orang yang hidup pada masa setelah beliau wafat seperti kita yang hidup berjarak belasan abad darinya.
Sebenarnya yang paling diharapkan oleh nabi dengan perkataan beliau pada hadis tersebut ialah cinta umatnya kepadanya itu dapat direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya cinta menimbulkan kecenderungan dalam jiwa terhadap apa yang dilihatnya atau apa yang diduganya baik.

Cinta kepada Nabi Muhammad saw. merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam. Cinta kepada nabi merupakan kelanjutan dari rasa iman kepada-Nya. Keimanan seseorang seakan masih diragukan jika belum bisa mencintai beliau. Cinta kepada nabi bisa menjadi inner power bagi seorang muslim untuk memperjuangkan misi-misinya.
Dengan cinta, seseorang mau berkorban demi kekasihnya. Jangankan hanya harta, waktu, dan pikiran, nyawa pun akan dikorbankan demi kekasihnya. Begitu pula para sahabat nabi ketika mencintai Rasulullah pada zaman dahulu.

c) Cinta Kepada Selain Allah dan Rasul-Nya

Orang tua dan anak merupakan seseorang yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Orang tua kita telah berusaha dengan semaksimal mungkin supaya kita dapat tumbuh menjadi anak yang salih yang pada akhirnya dapat berbakti kepadanya. Anak adalah buah hati yang tidak ada orang tua manapun ingin anaknya hidup menderita.
Tidak salah jika nabi menggunakan dua hal ini menjadi bandingan terhadap cinta kepadanya. Rasulullah tidak ingin cinta seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya mengakibatkan lalai untuk beribadah kepada Allah swt. Merupakan kesalahan yang fatal jika seorang anak mematuhi orang tuanya dalam hal keburukan.
Juga bukan suatu yang benar tatkala orang tua melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama demi kebutuhan anaknya. Jadi, penting untuk setiap orang mengendalikan rasa cinta yang ada pada dirinya sehingga tidak melampaui batas dan menimbulkan efek yang buruk baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.

Hal yang paling membahagiakan adalah kala kita bisa saling mencintai dengan sesama kita, dimana cinta itu berdasarkan kemuliaan dan keagungan. Dengan cinta tersebut, kita akan diantarkan menuju singgasana tertinggi yang penuh kenikmatan. Singgasana itu berada di dalam istana di atas istana, cinta di atas cinta, yaitu cinta yang tumbuh karena cinta dan ketaatan kepada-Nya.

“Niscaya akan mendapatkan kecintaan-Ku untuk dua insan yang saling menyayangi karena Aku, dua insan yang duduk bersama karena Aku, dua insan yang saling mengunjungi karena Aku, dan dua insan yang tolong menolong karena Aku.”
Ini adalah sebuah hadis Qudsi yang memberikan kabar baik tentang hikmah dan manfaat cinta yang berlandaskan kebaikan yang meniatkan segala yang dilakukan untuk mengharapkan ridha Allah swt.
Cinta seharusnya dapat menjadi jembatan bagi iman, karena dengan cinta hati dan jiwa manusia yang begitu beragam warna dan rasa serasa terhubung dengannya. Cintalah yang kemudian membawa kita pada silaturahim dan saling bertaaruf satu sama lain.
Allah telah menjamin hamba-Nya yang mampu mencintai seseorang semata-mata mengharap ridha-Nya dengan keteduhan dan kenyamanan kelak di hari kiamat.
Salah satu tanda kebesaran Allah adalah diciptakannya segala sesuatu dengan sistem keteraturan dan keseimbangan yang sangat hebat, apalagi tentang cinta. Cinta telah dilahirkan untuk sebuah konsistensi dan teratur bersemayam dalam hati.
Keindahan cinta akan terus terpancarkan bila sistem hati dijaga dengan baik keteraturannya, sehingga cemburu, curiga dan patah hati tidak akan pernah ada.

d) Mengendalikan Cinta

Setiap orang yang dilanda cinta sesama makhluk tentu merasa sangat bahagia, meski tidak jarang ada juga yang berakhir dengan duka dan kecewa. Oleh sebab itu, harus bisa mengendalikan cintanya agar cintanya kepada sesama makhluk tidak sampai mengabaikan cintanya kepada sang Pencipta, Allah swt.

Cinta adalah perwujudan dari naluri mempertahankan jenis atau dalam bahasa Arab dikenal dengan gharizah al-nau’. Naluri ini jelas berbeda dengan kebutuhan jasmani dalam soal pemenuhannya. Pemenuhannya untuk kebutuhan jasmani mutlak dipenuhi. Seperti harus makan ketika lapar atau harus minum ketika haus.
Lain halnya dengan naluri, pemenuhannya tidak mutlak. Meskipun tidak dipenuhi, tidak akan menyebabkan kematian. Hal yang mungkin timbul hanyalah gelisah. Akan tetapi, sebenarnya seseorang tidak perlu gelisah ketika kebutuhan nalurinya tidak terpenuhi, karena kegelisahan dapat berpengaruh pada kemampuan konsentrasi pikiran. Ketika seseorang gelisah, pikiran akan terpecah-pecah.
Selanjutnya, mengenai asal pengaruh rangsangannya juga berbeda. Kebutuhan jasmani ada dalam tubuh, sedangkan naluri dari luar. Oleh karena itu, naluri mempertahankan jenis ini tidak akan meluap-luap jika belum ada pengaruh dari luar.
Contohnya, seseorang tidak akan jatuh cinta kepada lawan jenis bila ia tidak pernah tahu informasi tentang orang tersebut. Pada intinya, tidak diperbolehkan mendasari perilaku atas nama cinta sehingga mengakibatkan kelalaian terhadap aturan dari Allah dan rasul-Nya.
Mencintai dan dicintai adalah fitrah manusia. Pada umumnya, tidak seorangpun di dunia ini yang tidak ingin dicintai. Manusia yang normal tentu menginginkan kedua hal tersebut. Namun, yang menjadi persoalan ialah tidak setiap orang mampu mengendalikan dan menyikapi rasa cinta yang ada. Bahkan, tidak sedikit orang yang akhirnya diperbudak oleh cinta. Cinta adakalanya kepada Allah dan rasul-Nya, kepada orang tua, sahabat, dan juga kekasih. Lalu, kemana seharusnya cinta sejati itu ditujukan?
Sahabat Anas bin Malik pernah meriwayatkan hadis yang artinya, “seorang lelaki yang berasal dari pedalaman bertanya kepada Rasulullah. Bilakah berlakunya kiamat? Rasulullah bersabda: apakah persediaan kamu untuk menghadapinya? Lelaki itu menjawab: cinta kepada Allah dan rasul-Nya. Kemudian Rasulullah menjawab: kamu akan tetap bersama orang-orang yang kamu cintai.” Cinta sejati, cinta yang suci adalah kepada Allah dan rasul-Nya, bukan kepada yang lain. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa dilarang mencintai kepada selain Allah dan rasul-Nya. Asalkan cinta tersebut didasarkan pada dorongan cinta kepada Allah dan rasul-Nya, berarti itu merupakan hal yang baik.

e) Mencintai Dunia

Satu hal yang menjadi kendala dalam usaha membangun kualitas diri adalah menyamakan cinta dunia dan cinta kepada Allah. Padahal, kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dipersatukan, seperti air dan minyak.
Manusia diperbolehkan untuk hidup kaya dengan memiliki rumah yang bagus, mobil dan harta yang melimpah. Namun, kekayaan tersebut tidak boleh membuat hati terbelenggu kepadanya. Sehingga harta tidak menjaga pemiliknya dalam beribadah, justru pemiliknya disibukkan dengan menjaga hartanya. Sebaiknya, dunia ini dijadikan tempayan tempat setiap orang menyajikan amal saleh sebagai wujud cinta dan pengabdian kepada Allah swt.

f) Cinta dan Sopan Santun
Cinta pada akhirnya dapat memberikan efek kepada setiap orang yang merasakannya dengan sikap sopan dan santun. Mencintai sesungguhnya adalah jalan bagaimana kita merawat, menjaga dan memberikan kesempatan untuk berekspresi dengan baik kepada subjek yang dicintai. Di sinilah Allah menunjukkan kepada kita bahwa kesopanan merupakan kesadaran bagaimana kita bisa merawat subjek yang kita cintai itu. Itulah cinta yang luhur.
Tak sedikit orang yang menempatkan sesuatu atau orang yang dicintainya sebagai objek kepemilikan yang bebas untuk dieksploitasi. Sungguh, itu bukanlah cinta luhur yang akan memberikan keselamatan.
Santun adalah bukti dari rasa cinta kasih. Mencintai dan mengasihi tidak cukup hanya dalam perkataan, tetapi mesti dinyatakan dalam tindakan. Maka, sebaiknya cinta kasih dibuktikan dengan sikap santun dan menghargai kepada sesama makhluk Tuhan. Dengan demikian, kehidupan sunnatullah akan terjaga.

  1. Pengertian Keadilan
Keadilan berasal dari kata adil yang berasal dari bahasa Arab. Kata adil berarti tengah, Pengertian adil ialah memberikan apa saja sesuai dengan haknya. Keadilan artinya tidak berat sebelah, menempatkan sesuatu ditengah-tengah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, dan tidak sewenang-wenang

Pengertian Keadilan secara umum yaitu suatu hal-hal yang berkenaan pada sikap dan suatu tindakan dalam hubungan antar manusia yang berisi sebuah tuntutan agar sesamanya bisa memperlakukan sesuai hak dan kewajibannya.

Pengertian Keadilan Menurut Para Ahli
1.    Aristoteles
Menurut Aristoteles menyatakan bahwa keadilan ialah sebuah tindakan yang terletak diantara memberikan terlalu banyak dan juga sedikit yang bisa diartikan ialah memberikan sesuatu kepada setiap orang yang sesuai dengan memberi apa yang menjadi haknya.

2.    Frans Magnis Suseno  
Menurut Frans Magnis Suseno menyatakan bahwa keadilan yaitu suatu keadaan antar manusia yang diperlakukan dengan sama ,yang sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing.

3.    Thomas Hubbes  
Menurut Thomas Hubbes menyatakan bahwa keadilan yaitu sesuatu perbuatan yang dikatakan adil jika sudah didasarkan pada suatu perjanjian yang telah disepakati.

4.    Plato  
Menurut Plato menyatakan bahwa keadilan ialah diluar suatu kemampuan manusia biasa yang mana suatu keadilan tersebut hanya ada di dalam sebuah hukum dan juga perundang-undangan yang dibuat oleh para ahli .

5.    W.J.S Poerwadarminto  
Menurut W.J.S Poerwadarminto menyatakan bahwa keadilan yaitu tidak berat sebelah yang artinya seimbang, dan yang sepatutnya tidak sewenang-wenang.

6.    Notonegoro
Menurut Notonegoro menyatakan bahwa keadilan yaitu suatu keadaan yang dikatakan adil jika sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Implementasi hubungan manusia dengan keadilan dapat dibagi menajdi :
-       Keadilan Legal / Moral
-       Keadilan Distributif
-       Keadilan Komunikatif

                 i.       Keadilan legal (iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-undang (obyeknya tata masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama (bonum Commune).
Contoh:
Adalah adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas.
Adalah adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku, tanpa membanding bandingkan pangkat pelanggar tersebut.
Atau sama hal nya dengan adil bila semua gutu memberikan bentuk perhatian yang sama tanpa membeda bedakan perlakuan maupun jabatan orang tua anak tersebut.

                ii.       Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan.
Contoh:
Adalah adil kalau Amel mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan kinerjanya selama ini.
Adalah tidak adil kalau Amel adalah seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari presiden.

               iii.       Keradilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang apa yang menjadi bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan obyek tertentu yang merupakan hak seseorang).
Contoh:
Adalah adil jika Amel harus membayar sejumlah uang kepada Anka sejumlah yang mereka sepakati, sebab Anka telah menerima barang yang ia pesan dari si Amel.
Setiap orang memiliki hidup. Hidup adalah hak milik setiap orang,maka menghilangkan hidup orang lain adalah perbuatan melanggar hak dan tidak adil

  1. Kejujuran dan Kecurangan
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan oleh seseorang sesuai dengan hati nuraninya dan apa yang ia katakana adalah suartu kebenaran. Jujur juga berarti menggambarkan bahwa hati seseorang tersebut bersih dari perbuatan yang dilarang oleh ajaran agamanya. Adapun kesadaran moral adalah misalnya kesadaran tentang diri seseorang tersebut dengan dihadapkan oleh hal yang baik dan buruk dalam waktu bersamaan.
Di dalam kehidupan sehari hari jujur tidaknya seseorang merupakan bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan. Ketidakjujuran sangat lah luas cakupannya, untuk mempertahankan sebuah kejujuran banyak cara yang bisa dilakukan, dan yang paling mendasar adalah dnegan mendekatkan diri kepada sang ilahi. Dan memupuk diri untuk selalu melakukan hal hal baik dan berlaku serta berkata jujur.
Kecurangan
Artinya apalah apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Orang yang sudah berbuat kecurangan dengan maksud untuk memperoleh keuntungan atau materi bersrti hatinya telah kotor. Bagi orang yang melakukan kecurangan akan mendatangkan kesenangan bagi dirinya sendiri walaupun lingkungan sekitarnya mungkin merugi atau menderita.
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi seseorang untuk bebuat kecurangan, misalnya faktor ekonomi, faktor kebudayaan, faktor peradaban, faktor trknik dan lain sebagainya.

Contoh sikap kejujuran dan kecurangan sangatlah banyak dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nya misal :
-       Ketika seseorang misal bernama Amel diperintahkan ibunya untuk menjaga adiknya untuk sementara waktu ibu pergi ke pasar. Jika Amel jujur, dia akan menjaga adiknya sesuai dengan apa yang diamanahkan oleh ibunya. Namun jika Amel tidak jujur ia akan menitipkan adiknya untuk bisa melakukan hal lain.
-       Anka adalah seorang karyawan yang mengelola kebutuhan harian SDM. Dalam suatu ketika ia tertimpa musibah, motor Anka hilang. Semenjak kehilangan motornya itu Anka selalu pulang pergi kerja dengan menggunakan angkutan umum, ini jelas membuat ekonomi Anka membengkak. Dalam masa ini Anka akan sangat boros. Jiika Anka adalah anak yang jujur beliau akan menabung untuk kembali membeli motor tersebut dengan tetap menjalankan perkerjaannya dnegan amanah. Namun jika Anka adalah anak yang curang, ia akan memberdayakan para karyawannya dan jabatannya sebagai jembatan untuk membantu memperbaiki perekonomiannya (Anka memakai uang yang dialokasikan untuk SDM) tersebut.

Banyak sekali contoh kejujuran dan kecurangan yang ada di lingkungan masyarakat.
Semoga kita semua terhindar dari sikap kecurangan, jiwa yang ingin berbuat tidak baik dan segala penyakit hati yang kelak akan mencelakakan kita semua.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya pada penulis.

Referensi :

Sumber: https://www.tongkronganislami.net/konsep-cinta-dan-kasih-sayang-dalam-islam/

Comments

Popular posts from this blog

Peng. Animasi & Desain Grafis 3.1

Peng. Animasi & Desain Grafis 3.3

MLSI 2.3