MLSI 4.3
TUGAS MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI KE-13
SABTU, 22 JUNI 2019
DOSEN PEMBIMBING : DONIE MARGAVIANTO, SKOM.,MMSI
========================================================
Security Data Server
Security Data Server
Keamanan Data
Dengan Menggunakan Disk Mirroring
Pada dasarnya ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan data, yaitu :
1. Perangkat keras computer
Kondisi perangkat
keras yang tidak stabil akan mengganggu proses pengaksesan data, yang pada
akhirnya dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada data tersebut.
2. Pengguna data
Pengguna data juga
merupakan faktor penyebab terjadinya kerusakan data. Contohnya user langsung
memutus hubungan komputer dalam jaringan tanpa menutup data yang sedang terbuka
terlebih dahulu.
3. Faktor dari luar
Faktor-faktor dari
luar tersebut antara lain adalah hacker dan penyebaran virus komputer.
Sistem Fault
Tolerance
Sistem operasi
jaringan umumnya dilengkapi dengan suatu fasilitas keamanan data yang dikenal
dengan istilah fault tolerance, yang bisa diterjemahkan secara bebas sebagai
toleransi terhadap kesalahan, yaitu adanya toleransi terhadap adanya kelemahan
pada perangkat keras komputer dan kerusakan yang mungkin ditimbulkannya. Dengan
sistem fault tolerance diharapkan sistem akan dapat tetap berjalan sebagaimana
mestinya meski terjadi kerusakan pada media penyimpanan data sekalipun. Hampir
semua sitem operasi jaringan menyediakan fasilitas fault tolerance untuk
menjaga keamanan dan ketersediaan data dalam bentuk manajemen media
penyimpanan. Ada dua sistem utama yang hampir selalu tersedia pada sistem
operasi jaringan, yaitu :
·
Disk Mirroring
·
Disk Duplexing
·
Disk Mirroring
Fasilitas fault
tolerance dengan menggunakan disk mirroring adal sistem pengamanan data dengan
menggunakan dua buah partisi pada dua buah hard disk drive untuk menyimpan data
yang sama secara simultan. Suatu hard disk sebagai disk utama sedangkan hard disk
yang lain sebagai disk bayangan atau mirror disk, dimana hard disk yang
berfungsi sebagai mirrrior disk memiliki kapasitas yang sama atau lebih besar
dari disk utama. Dengan menggunakan sistem disk mirroring ini, saat proses
penulisan data akan dilakukan penulisan ke dua hard disk tersebut. Meskipun
digunakan dua buah hard disk dan proses penulisan dilakukan kedua hard disk
tersebut, namun sistem operasi tetap menganggapnya sebagai satu hard disk.
Keuntungan dari
sistem disk mirroring adalah jika terjadi kerusakan data pada salah satu hard
disk, maka hard disk yang lain dapat mengambil alih dan data akan tetap aman
sehingga proses kerja tetap dapat berlangsung seolah tidak ada kerusakan.
Proses baca tulis ke hard disk pada sistem mirroring ini berbeda dengan proses
baca tulis pada satu hard disk. Pada sistem ini proses penulisan ke disk
dilakukan serentak atau simultan pada kedua hard disk tersebut. Hal ini akan
berakibat menurunnya kecepatan proses penulisan data ke disk. Sedangkan pada
proses pembacaan data, dalam kondisi normal akan bisa dilakukan secara
sekuensial diantara kedua hard disk tersebut. Proses pembacaan yang demikian
akan meningkatkan kecepatan pembacaan data dari disk sehingga jika dibandingkan
pada proses penulisan data, hal ini sangat menguntungkan.
Sistem operasi
jaringan seperti Windows NT server maupun Novell Netware merupakan contoh
sistem operasi jaringan yang juga memiliki fasilitas fault tolerance berupa
disk mirroring.
Contoh Kasus
Pada sebuah
perusahaan textile yang menggunakan sistem operasi Window NT server sering
mengalami kerusakan data yang disebabkan karena ketidakstabilan hardware yang
mengakibatkan kerusakan pada media penyimpan (hard disk) atau karena disebabkan
user dalam perusahaan yang kadang memutuskan hubungan komputer dalam jaringan
tanpa menutup data yang sedang dibuka, yang akirnya mengganggu keamanan data
dalam perusahaan tersebut. Dan mencegah timbulnya kerusakan data maka
penggunaan sistem disk mirroring merupakan sebagai salah satu cara alternatif
dalam menjaga keamanan data dalam jaringan komputer perusahaan.
Mengkonfigurasikan
Sistem Disk Mirroring
Berikut ini
merupakan cara instalasi sistem disk mirroring / disk duplexing pada sistem
operasi Windows NT server.
Sebagai tahap awal
persiapan sistem disk mirroring adalah sebagai berikut :
Sediakan dua buah
hard disk, satu hard disk sebagai disk utama yang berisi partisi dengan sistem
file FAT atau NTFS yang akan dibuat
mirror-nya, dan satu hard disk sebagai mirror dik dengan kondisi kosong (tanpa
partisi) dan berkapasitas sama atau lebih besar dari disk utama.
Jika menerapkan sistem disk duplexing,
pastikan memiliki dua disk controller dan masing-masinag hard disk terpasang
pada controller yang terpisah.
Setelah seluruh
komponen penunjang tersebut tersedia dan terpasang sesuai yang direncanakan,
proses disk mirroring bisa mulai dilakukan. Adapun langkah-langkah pengaturan
disk mirroring pada Windows NT Server adalah sebagai berikut
Buka utilitas Disk Administrator melalui menu
Start, pilih Program dan kemudian Administrative Tool. Selanjutnya pilih Disk
Administrator
Dari utilitas Disk Administrator, pilih
partisi yang akan di mirror (untuk memiliki beberapa partisi, dengan menekan
tombol Ctrl) dan pastikan bahwa partisi-partisi tersebut telah diformat.
Selanjutnya pada
hard disk yang digunakan sebagai mirror disk, pilih lokasi kosong untuk membuat
mirror disk-nya. Ukuran lokasi kosong ini harus sama atau lebih besar dari
ukuran partisi-partisi yang akan dibuat mirror-nya.
Selanjutnya pilih
menu Fault Tolerance kemudian pilih Establish Mirror. Jika membuat mirror dari
boot partition atau partisi untuk boot, maka akan mendapat pemberitahuan bahwa
diperlukan sebuah disk bootable yang dibutuhkan untuk boot dari mirror disk
pada saat terjadi masalah pada hard disk utama. Selanjutnya pilih OK.
Pilih menu Partition kemudian pilih Commit
Changes Now untuk menyimpan perubahan partisi yang telah dilakukan dan kemudian
klik OK.
Slanjutnya
komputer akan melakukan restart untuk memulai proses mirroring dan kemudian
akan dilakukan peng-copy-an data dari disk utama ke disk mirror.
Setelah user
memiliki satu set hard disk dengan mirror disknya maka untuk selanjutnya user
bisa mengkonfigurasi komputer untuk bisa melakukan boot dari hard disk mirror
pada waktu hard disk utama mengalami kerusakan.
Memperbaiki
Kerusakan Pada Disk Mirroring
Keuntungan dengan
menggunakan sistem disk mirroring adalah bahwa meskipun terjadi kerusakan pada
media hard disk server, namun sistem akan tetap berjalan sebagaimana mestinya,
yaitu dengan menggunakan data cadangan pada mirror disk. Dan kerusakan tersebut
bisa diperbaiki dengan melakukan mirroring kembali sehingga memiliki sepasang
disk mirror kembali.
Adapun
langkah-langkah untuk memperbaiki disk mirroring dengan mengganti hard disk
yang rusak adalah berikut :
Jalankan utilitas
Disk Administrator dengan menggunakan meu Start, pilih Program kemudian pilih
Administrative Tool dan Disk Administrator
Dari utilitas Disk Administrator, pilih menu
Fault Tolerance kemudian pilih Break Mirror Set. Langkah ini dimaksudkan untuk
memutus atau menghentikan proses disk mirroring yang sedang berjalan dan
mengalihkan penggunaan disk dari disk utama ke disk mirror (jika yang mengalami
kerusakan adalah disk utama).
Selanjutnya shutdown dan matikan komputer
untuk kemudian lepas hard disk yang rusak dan ganti dengan hard disk baru yang
berkapasitas sama atau lebih besar dari ukuran mirror yang ada.
Restart komputer
dan jalankan utilitas Disk Administrator kembali. Pada saat menjalankan
utilitas tersebut, Windows akan memberitahu bahwa terdapat hard disk baru. Klik
OK.
Tekan Ctrl dan pilih lokasi yang kosong pada
hard disk baru untuk membuat mirror.
Pilih menu Fault Tolerance – Establish Mirror.
Jika hard disk y baru terpasang akan digunakan untuk boot, pastikan bahwa hard
disk tersebut memiliki partisi yang diset aktif untuk boot.
Setelah selesai
keluar dari utilitas Disk Administrator dan restart komputer.
Sistem Backup Data
Ada satu sistem
penanganan data yang mampu memberi jaminan keutuhan data, dan merupakan sistem
yang didukung oleh semua sistem operasi, bahkan pada sistem single user
sekalipun, yaitu dengan membuat copy atau cadangan data yang disebut dengan
backup data. Dengan menggunakan backup data maka jika terjadi kerusakan data
atau kerusakan media (hard disk) akan dapat dengan cepat melakukan recover
data, yaitu dengan me-restore atau menyalin ulang data dari backup yang ada.
Backup data bisa dilakukan dengan menggunakan media penyimpan seperti floppy
disk, compact disc dan media penyimpan lainnya.
Pada dasarnya
hampir setiap sistem operasi untuk komputer stand alone maupun system operasi
jaringan telah dilengkapi dengan utilitas backup, seperti Microsoft Backup
untuk sistem operasi dari Microsoft dan Nbackup seperti Microsoft Backup untuk
sistem operasi dari Microsoft dan Nbackup untuk system operasi Netware. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih utilitas backup yang akan digunakan.
Mendukung
perangkat atau media backup yang akan digunakan
Mendukung proses
backup dengan cara full backup atau incremental backup. Full backup adalah
sistem backup dengan cara membackup seluruh data atau file yang akan dipilih
dengan membuat backup data. Sistem ini akan menimpa backup yang lama jika dalam
media yang digunakan sudah ada file backup. Sedangkan Incremental backup adla
backup dengan cara menyambung atau menambahkan data backup baru ke data backup
sebelumnya.
Menyediakan
fasilitas backup terjadwal atau berkala. Fasilitas ini memungkinkan user
melakukan kontrol otomatis terhadap proses backup data sehingga kemungkinan
terjadinya keterlambatan proses backup akibat kelalaian dapat dikurangi.
Kemampuan untuk
melakukan backup terhadap file yang terbuka (open file)
Perlindungan
Terhadap Virus Komputer
Semakin besar
sebuah jaringan semakin banyak pula user yang mengaksesnya. Dan ada satu
ancaman yang cukup sulit untuk diawasi, yaitu ancaman yang berupa serangan
virus komputer. Akibat yang ditimbulkan oleh serangan virus bukan saja
terjadinya kerusakan data, namun lebih jauh dari itu bisa mengakibatkan jaringan
terganggu secara total. Hal ini merupakan akibat rusaknya perangkat lunak pada
jaringan tersebut.
Virus komputer
merupakan program pengganggu yang memiliki kemampuan untuk menular atau
menempel pada perangkat lunak yang ada, baik data maupun sistem aplikasi. Pada
sebuah jaringan komputer lokal yang tidak terhubung dengan jaringan luar, jalur
utama masuknya virus adalah floppy disk, yaitu dengan melakukan pembacaan atau
pengcopyan file dari luar jaringan melalui salah satu floppy disk pada salah
satu workstation dalam jaringan. Sedangkan pada jaringan yang terhubung dengan
jaringan lain luar misalnya internet, maka jalur komunikasi tersebut merupakan
jalur utama masuknya virus. Misalnya dari proses transfer file atau mungkin
dari e-mail yang diterima.
Pembatasan yang
bisa dilakukan jalur utama masuknya virus adalah dengan mengurangi atau
membatasi akses pada jalur tersebut. Sebagai contoh dengan membatasi hanya
workstation tertentu saja yang bisa digunakan untuk mengakses disket. Atau
hanya mengijinkan user untuk mengcopy file dari luar ke workstation tempat user
bekerja dan tidak ke komputer jaringan.
Sebagai bahan
pertimbangan untuk memilih anti virus yang akan dipergunakan dalam jaringan adalah
:
Mampu mendeteksi keberadaan dan aktivitas
virus dari berbagai lokasi. Misalnya aktifkan program virus saat sebuah file
dicopy atau dieksekusi baik melalui floppy disk maupun melalui jaringan.
Misalnya saat user melakukan proses pencopyan file dari luar melalui floppy
disk atau kemungkinan adanya virus yang menyertai file yang di-download dari
interet atau mungkin juga virus yang menyertai e-mail
Anti virus tersebut memiliki kemudahan dalam
instalasi dan pengaturan opsinya sehingga memudahkan user dalam menggunakan
anti virus tersebut.
Tersedianya
fasilitas update dari pembuat anti virus tersebut, sehingga bisa terus
memperbaharui data atau informasi virus yang ada pada antivirus tersebut.
Bentuk-Bentuk Fault Tolerance Lainnya
Di samping sistem
diks mirroring dan sistem disk duplexing, yang merupakan sistem standar pada
sistem operasi jaringan, ada beberapa bentuk sistem fault tolerance lain yang
digunakan untuk melengkapi fasilitas fault tolerance.
Sistem Server
Replication
Sistem ini
didukung oleh sistem operasi Windows NT Server. Sistem fault tolerance ini
mampu menyimpan data bukan saja pada hard disk yang berbeda tetapi juga pada
komputer server yang berbeda. Pada Windows NT Server, sistem ini dianggap
sebagai directory replication services, karena sistem ini mampu menyimpan data
file dan direktori pada server yang berbeda.
Sistem ini
memiliki keterbatasan pengcopyan file sebagai berikut :
Sistem replika ini
tidak bisa mengcopy file yang sedang dalam keadaan terbuka (open file),
misalnya pada file yang sedang digunakan
Sistem ini hanya
bekerja untuk mengcopy file dan tidak mengcompare atau membandingkan versi
diantara kedua server tersebut dan juga tidak melakukan sinkronisasi versi
file-file tersebut.
Sistem ini hanya
mampu melakukan replikasi satu direktori dalam satu saat.
Sistem Clustering
Sistem clustering
ini memungkinkan untuk dijalankan dengan menggunakan beberapa server sekaligus
untuk mengerjakan satu sistem aplikasi. Artinya user bisa menggunakan beberapa
server secara bersama-sama, seolah-olah menggunakan satu buah server.
Pada Windows NT
Server, sistem ini memiliki beberapa keterbatasan seperti :
Sistem clustering
hanya mampu mendukung dua buah mode
Sistem aplikasi
yang bisa digunakan masih terbatas
Jika salah satu
node mengalami gangguan maka hubungan jaringan akan terputus dan user harus
melakukan koneksi ulang ke node yang lain.
Yang harus menjadi
pertimbangan utama dari semua sistem fault tolerance adalah bagaimana
meningkatnya keamanan dan kelancaran operasional jaringan serta keamanan dan
keutuhan data dalam jaringan.
Kesimpulan :
Pentingnya Sistem
Penanganan Data Dalam Jaringan Komputer
Disk Mirroring
Merupakan Salah Satu Pilihan Yang Baik Dalam Menjaga Keamanan Data Dalam
Jaringan Komputer selain dengan backup data.
Server
Server merupakan
bagian penting dari hardware pada sebuah LAN. Server bertugas mengkontrol
pertukaran informasi diantara node / simpul pada sebuah jaringan. Server
menyediakan sebuah tempat penyimpan pusat / hard disk untuk program-program
aplikasi jaringan dan data jaringan dan dapat diakses oleh seluruh
client/workstation pada jaringan. Untuk menangani pekerjaan ini, server harus
merupakan komputer yang sangat handal. Server memiliki sejumlah RAM dan ruang
penyimpan / hard disk yang besar, serta sebuah Network Interface Card (NIC).
Software NOS (Network Operating System) juga terdapat di dalam komputer ini
beserta software aplikasi dan file data yang ingin di-share. Server minimal harus memiliki karakteristik
berikut ini:
Mikroprosesor
dianjurkan yang memiliki kecepatan maksimum
Hard disk minimal
9 GB
RAID (Redundant
Array Of Inexpensive Disks) untuk memelihara data setelah sebuah disk mengalami
kerusakan
Satu unit
tape-back-up (atau CD-RW drive)
Beberapa expansion
slot
Fast NIC
RAM minimal 32 MB
Seringkali muncul
pertanyaan bagaimana cara memilih komputer server yang cocok. Pertama-tama,
sebelum membeli sever, anda harus tahu terlebih dahulu untuk apa server itu
digunakan, karena konfigurasi server yang tepat sangat tergantung dari tujuan
penggunaannya. Berikut ini adalah berbagai fungsi server, dan konfigurasi yang
sesuai untuk fungsi tersebut.
File server
Untuk file server,
biasanya anda membutuhkan berbagai fasilitas berikut:
kapasitas yang
besar
keamanan data yang
disimpan
kecepatan transfer
file yang bagus
Berikut ini adalah
cara untuk memenuhinya:
a. Kapasitas yang besar: Gunakan hard disk tipe
IDE, yang kapasitasnya bisa mencapai ratusan gigabyte namun dengan harga yang
ekonomis
b. Keamanan data:
Beli card RAID, dan atur agar RAID-0 (mirroring) diimplementasikan di server.
Dengan ini, maka satu hard disk akan bertindak sebagai mirror dari hard disk
yang lainnya. Maka jika satu hard disk rusak, maka data anda tetap selamat di
hard disk yang lainnya
c. Kecepatan transfer file yang bagus: Gunakan
card network 100 Mbps atau yang lebih cepat di server, lalu sambungkan ke
switch utama / core di jaringan komputer anda. Maka dengan ini setiap komputer
di jaringan tersebut akan bisa mendapatkan kecepatan transfer yang tinggi dari
server ini
Email Server
Untuk email
server, biasanya Anda membutuhkan berbagai fasilitas berikut:
-Pemrosesan email
yang cepat
-Keamanan email di
server
-Transfer email
yang cepat
Berikut ini adalah
berbagai cara untuk memenuhinya:
– Pemrosesan email
yang cepat : Gunakan hard disk tipe SCSI, karena interface SCSI jauh lebih
efisien dalam memproses file-file berukuran kecil namun berjumlah banyak –
yaitu karakteristik server email.
– Keamanan email di server : Beli card RAID,
dan gunakan konfigurasi RAID-5. Konfigurasi ini memberikan proteksi data yang
cukup bagus, tanpa membuat performa turun terlalu banyak.
– Transfer email
yang cepat : Gunakan card network 100 Mbps atau yang lebih cepat di server
Web Server
Biasanya web
server tidak membutuhkan spesifikasi yang terlalu besar, apalagi jika anda
menggunakan berbagai web server open-source seperti Apache. Namun lain
ceritanya jika anda juga menjalankan application server (seperti: mod_php,
mod_perl, Tomcat, dll) di server tersebut juga – silahkan lihat poin dibawah
ini.
Application Server
Biasanya untuk
application server (PHP, J2EE, JSP, mod_perl, dll) anda harus
mengkonfigurasikan server anda sebagai berikut :
Perbesar kapasitas
memory : Jika menjalankan application server berbasis Java, jangan segan-segan
untuk memasang memory sebesar 1 GB atau lebih di server
Gunakan prosesor
yang tercepat yang bisa anda dapatkan untuk server tersebut
Gunakan hard disk
yang tercepat, walaupun kapasitasnya belum tentu yang paling besar.
Database Server
Untuk database server, apalagi yang akan
melayani banyak user / query yang berat, maka anda harus mengkonfigurasikan
server anda sebagai berikut:
– Pasang prosesor sebanyak-banyaknya, jika
database engine bisa memanfaatkannya dengan efisien (seperti Oracle, dll)
– Pasang memory sebesar-besarnya; jangan ragu
misalnya untuk memasang memory sebesar 2 GB atau lebih.
– Pasang hard disk dalam konfigurasi RAID-5 –
ini akan memberikan performa yang baik, keamanan data yang baik, dan tempat
penyimpanan data yang besar.
– Ada baiknya jika
anda menggunakan server branded untuk database server, sehingga bisa
memanfaatkan berbagai fasilitas redundancy-nya (dual power supply, hot swap
hard disk, dll).
RAID
Pernahkah anda
mendengar metode untuk mempercepat kinerja harddisk dengan cara menggabungkan
beberapa harddisk menjadi satu? Cara yang disebut RAID ini biasanya digunakan
untuk harddisk SCSI pada serve high-end. Kini metode yang sama dapat diterapkan
pada PC di rumah anda yang menggunakan harddisk EIDE. Teorinya, dengan RAID
performa harddisk anda akan melejit menjadi 2X lipat. Benarkah demikian?
Sebelum mengetahui manfaat dari RAID, ada baiknya mengetahui dulu apa yang
diperlukan untuk membuat konfigurasi RAID pada komputer anda. Pertama-tama yang
harus anda miliki adalah Controller RAID yang nantinya akan dihubungkan dengan
harddisk-harddisk. CHIP Controller RAID yang umum antara lain adalah Promise,
Iwill, dan Abit. Banyak motherboard yang telah memiliki on-board chip-chip
tersebut, diantaranya adalah ASUS, ABIT, I Will. Untuk membuat konfigurasi RAID
tentunya dibutuhkan minimal 2 buah harddisk yang akan digabungkan menjadi satu.
Dengan penggabungan tersebut maka komputer akan menganggap 2 buah harddisk ini
sebagai satu harddisk.
Lebih Jelas
Mengenai RAID
Ada 3 macam metode
RAID yang dapat digunakan:
RAID 0 (metode
stripping)
RAID 1 (metode
mirrorring)
RAID 0+1 (metode
stripping + mirrorring)
RAID 0 (untuk
kecepatan)
RAID 0 yang
dikenal juga dengan Metode Stripping digunakan untuk mempercepat kinerja
harddisk. Kapasitas total harddisk pada metode ini adalah jumlah kapasitas
harddisk pertama ditambah harddisk kedua. Metodenya dilakukan dengan cara
membagi data secara terpisah ke dua buah harddisk. Jadi separuh data ditulis ke
harddisk pertama dan separuhnya lagi ditulis ke harddisk ke dua. Secara
teoritis cara ini akan mempercepat penulisan/pembacaan harddisk. Keburukan dari
cara ini adalah apabila salah satu harddisk rusak maka seluruh data akan
hilang.
RAID 1 (untuk
keamanan data)
RAID 1 dikenal
juga dengan Metode Mirroring digunakan untuk mendapatkan keamanan data
(backup). Metodenya dilakukan dengan cara menyalin isi harddisk pertama ke
harddisk kedua. Jadi apa yang ditulis pada harddisk pertama akan juga ditulis
di harddisk kedua. Apabila salah satu harddisk rusak maka data pada harddisk
yang satunya masih ada. Keburukan dari cara ini adalah tidak adanya peningkatan
kinerja sama sekali., performance-nya malah akan sedikit lebih pelan dibanding
performa harddisk single (non-RAID). Selain itu kapasitas total yang anda dapat
dengan metode ini hanyalah sebesar kapasitas satu harddisk saja.
RAID 0+1 (untuk
kecepatan + backup)
Metode ini
merupakan kombinasi RAID 0 dan RAID 1. Dimana selain memperoleh kecepatan anda
juga memperoleh keamanan data. Untuk metode ini diperlukan minimal 4 harddisk.
Kapasitas total yang anda dapat adalah sejumlah kapasitas 2 harddisk. Biasanya
metode RAID 1 digunakan untuk server, sebab server mengutamakan keamanan data.
Sedangkan untuk penggunaan PC rumahan RAID 0 lebih umum digunakan karena yang
diutamakan bagi mereka adalah peningkatan kinerja harddisk. Tetapi apakah benar
RAID 0 dapat meningkatkkan kinerja secara drastis? Itulah yang akan dibahas
lebih lanjut di bawah ini.
Apakah RAID
benar-benar berguna?
Menurut teorinya,
RAID 0 akan meningkatkan kinerja harddisk secara gratis. Karena dengan metode
RAID ini arus data dibagi ke dua buah harddisk secara bersamaan (paralel),
sehingga seluruh data bisa sampai lebih cepat. Untuk memperjelasnya bisa
digunakan perumpamaan dengan menggunakan ANALOGI KASIR SUPERMARKET. Perumpamaan
tersebut adalah sebagai berikut: Bila ada 4 orang antri di kasir supermarket,
tentunya akan lebih cepat dilayani dengan membuka 2 counter kasir daripada
dengan 1 counter kasir saja. Sama halnya dengan di komputer, secara teori dapat
dikatakan bahwa antrian data akan lebih cepat diproses bila dilayani 2 harddisk
secara paralel (RAID). Secara teori memang akan lebih cepat. Tapi dalam
kenyataan sehari-hari di supermarket, membuka 2 counter kasir belum tentu akan
jauh lebih cepat dibanding 1 counter saja. Hal ini dapat dijelaskan sbb:
Apabila jumlah belanjaan utk tiap orang tidak
terlalu banyak, maka 1 counter kasir saja akan cukup cepat dlm melayani, karena
bila belanjaannya sedikit maka proses transaksinya cepat sehingga antrean tidak
menunggu terlalu lama. Namun apabila jumlah barang belanjaan yang dibawa tiap
orangnya banyak, maka antrean akan menunggu terlalu lama karena transaksi yang
dilakukan tentunya akan memakan waktu lebih lebih lama berhubung belanjaanya
juga lebih banyak. Jadi pada kasus dimana jumlah barang belanjaan per orangnya
banyak, maka lebih baik dibuka 2 counter kasir atau lebih.
Begitu halnya
dengan antrian data di komputer. Bila ukuran tiap-tiap data yang mengantri tidak
besar, maka penggunaan 2 harddisk secara paralel (RAID) tidak akan membawa
perbedaan yang banyak dengan 1 harddisk (non-RAID). Namun bila ukuran tiap-tiap
data yang mengantri besar, maka lebih baik menggunakan RAID supaya tidak
terjadi antrian yang terlalu lama. Jadi dapat diambil sebuah hipotesa (dugaan)
bahwa RAID hanya akan memberikan peningkatan kecepatan apabila data yang
diproses ukurannya sangat besar, sedangkan bila ukuran datanya kecil maka
penggunaan RAID tidak akan memberikan peningkatan kecepatan yang banyak.
Ironisnya dalam penggunaan komputer sehari-hari sangat jarang terjadi
pemrosesan sebuah data yang berukuran sangat besar. Data yang besar hanya akan
ditemukan pada proses video editing, desktop publishing percetakan, dan sound
editing. Ini karena file-file yang ukurannya ekstra besar tersebut umunya
berupa file movie, file gambar high-resolution utk keperluan percetakan, serta
file suara yang tidak terkompresi (WAV). Biasanya file-file semacam itu
berukuran 500MB ke atas. Sedangkan dalam proses loading sebuah Operating
System, aplikasi, maupun game, data yang diproses ukurannya kecil-kecil. Jadi
timbul lagi sebuah hipotesa baru, yaitu: RAID hanya akan berguna bila anda
menggeluti dunia multimedia, seperti : video editing, desktop publishing, atau
WAV editing.
Instalasi RAID
Untuk pemasangan
RAID anda membutuhkan minimal 2 harddisk, yang merknya tidak harus sama.
Kapasitas harddisk sebaiknya sama, namun penggabungan 2 harddisk yang
kapasitasnya berbeda juga tidak apa-apa. Tapi bila anda menggunakan 2 harddisk
yang ukurannya berbeda, maka jumlah total kapasitas RAID akan menjadi 2X ukuran
harddisk yang terkecil. Jadi misal anda menggabungkan harddisk 4 GB dengan 30
GB, maka kapasitas total RAID bukannya menjadi 34 GB tapi hanya 8 GB (2x4GB).
Anda juga dapat menggabungkan lebih banyak harddisk lagi (misal 4 harddisk)
supaya peningkatan kinerjanya lebih banyak lagi. Setelah harddisk terpasang,
maka nyalakan komputer dan lakukanlah setting secara benar pada BIOS dari RAID
tersebut.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya pada penulis.
Referensi :
https://budiawan99.wordpress.com/2008/07/03/keamanan-data-dengan-menggunakan-disk-mirroring/
https://rehulina.wordpress.com/2009/08/06/server-dan-raid/
http://sobarudinfile.blogspot.com/2014/08/jenis-jenis-serangan-jaringan-pada_26.html
https://ipankint.com/internet/sistem-keamanan-penyimpanan-file-online/
https://budiawan99.wordpress.com/2008/07/03/keamanan-data-dengan-menggunakan-disk-mirroring/
https://rehulina.wordpress.com/2009/08/06/server-dan-raid/
http://sobarudinfile.blogspot.com/2014/08/jenis-jenis-serangan-jaringan-pada_26.html
https://ipankint.com/internet/sistem-keamanan-penyimpanan-file-online/
Comments
Post a Comment